Pengikut

Senin, 28 September 2020

Aku Dan Komunitas

 Bermain Sampah

     Banyak hal yang membuat saya memilih untuk bergabung disini, bergerak bersama komunitas sesama pencinta sampah. Mungkin terdengar aneh, karena sampah identik dengan kotor, jorok, jijik ataupun hal lainnya yang menggambarkan ketidak nyamanan. Mungkin juga akan timbul pertanyaan : "Kok Sampah dicintai?"

     Tidak adakah hal lain yang lebih indah untuk dicintai, semisal kuntum bunga, kenangan bahkan seseorang? Mengapa objeknya harus sampah?

    Terkadang perjalanan ini mengundang pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban, tapi perlu pembuktian, perlu action, perlu praktek bukan sekedar kata - kata dalam teori.

    Mari kita satukan & samakan dulu jawaban kita :

Apakah sampah menjijikan ?

Apakah sampah membuat kotor?

Apakah sampah menyebabkan bau?

Apakah sampah menimbulkan penyakit?

Apakah sampah membawa musibah?

Semua jawabannya adalah "YA" alias "BENAR".

Lalu apakah semua yang benar itu menjadi pembenaran ?

     Untuk menjawabnya maka saya memutuskan bergabung dengan satu komunitas yang ingin berjuang bersama menemukan jawaban atas pertanyaan dari banyak orang ketika ditanya apa pendapatnya mengenai sampah.

     Komunitas itu bernama forum Bank Sampah Bekasi ( BSB ). Didalamnya tergabung para penggiat lingkungan, pengelola Bank Sampah Unit ( BSU), para pengrajin daur ulang, pemerhati lingkungan bahkan kader kader dari sekolah Adiwiyata.

     Bank Sampah Bekasi ini menaungi lebih dari 130 Bank Sampah Unit yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Bekasi. Bergerak bersama untuk memerangi sampah.

   Saya sendiri tergabung di dalamnya sejak tahun 2014, cukup lama juga, lebih dari satu repelita pada jamannya orde baru . Kemudian kepengurusannya diresmikan pada tahun 2015 oleh bupati kabupaten Bekasi.

   Dalam perjalanannya komunitas ini bergerak dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup, dan merupakan organisasi nirlaba, para kader bergerak lebih kepada sosial, demi terwujudnya linkungan yang tertata dan bersih.

    Kami dan teman teman menikmatinya, senang bisa berada disini, berbagi dan berbakti tanpa rasa terbebani.





   


Selasa, 22 September 2020

Review film "Dikejar Dosa"

 Judul Film : Dikejar Dosa

Sutradara   : Lukman Hakim Nain

Produser     : Win Umboh

Penulis         : Deddy Armand

                          Abdullah Harahap

Pemain         :Fadly,   Hendra Cipta, 

                        Ucok Harahap, Paula Rumokoy

                        Emmy Salim, Gino Makasutji

                        Kusno Sujarwadi, Marlia Hardi

                        Malino Djunaedi, Rita Zahara

Distributor :Aries Film

Tahun rilis : 1974

Negara         : Indonesia

Penghargaan : Piala Citra

                              FFI tahun 1975.

                           Kategori " Tatasinemayography terbaik"

Sinopsis : Tersebutlah 3 pemuda pengangguran cenderung berandalan ( Jajang, Jaka dan Asep), sudah lama mengincar kembang desa penjual jamu gendong "Yayah" diperankan oleh Paula Rumokoy.

Suatu hari sepulang dari pasar Yayah diperkosa ketiga pemuda berandalan tadi di sebuah danau antara pasar tempat Yayah berjualan dan rumahnya. 

Dalam ketidak berdayaannya Yayah ditemukan "Dayat" diperankan oleh Fadly yang kebetulan melintas dijalan tersebut, besar harapan Yayah akan pertolongan Dayat, tapi ternyata Dayat tidak ada bedanya dengan yang lain, malah turut memperkosanya, hancur lebur perasaan Yayah.

Semakin gelap perasaan Yayah disaat satu persatu pemuda yang memperkosanya menikah dengan gafis lain, begitupun Dayat memutuskan pergi meninggalkan kampung halaman.

Jamu gendong kalah pamor sama jamu pabrikan yang mulai merambah pasar dan warung yang menjadi lokasi Yayah berjualan. Semakin hari perut Yayah semakin besar, Ibunya ( Marlia Hardy) , murka mengetahui kehamilan putri kesayangannya, kemudian jatuh sakit dan meninggal akibat kecewa.

Yayah pun stress dan terganggu kejiwaannya, sampai waktunya melahirkan Yayah dalam keadaan tidak sehat, warga yang mencoba menolongnya tidak berhasil, bayi Yayah meninggal, Yayah membabi buta mendatangi rumah-rumah pemerkosanya dulu.

Yayah meninggal dibunuh, arwahnya di sebut sebut gentayangan, meminta pertanggung jawaban setiap pemerkosanya.

Pesan Moral : Setiap Tindakan ada konsekwensinya dan harus dipertanggung jawabkan.



Rabu, 16 September 2020

Ketia Senja Menghilang

Ketika Senja Menghilang

 

Dia pasti datang

Merangkai kehangatan

Setia dari pagi hingga petang

Bahkan berganti menghantarkan malam

 

Terus bergulir

Menyajikan berjuta titik yang tak tergatikan

Cerita perjalanan terus terpatri

Meski sedikit bercampur duri

 

Aneka rasa pernah terhidang

Manis, asin, pahit, getir bahkan hambar

Dan kita tetap menikmatinya

Bersyukur dalam segala suka duka

 

Senja merona berpayung lembayung

Indah sesaat kemudian menghilang

Itulah hakikat cerminan diri

Berbaur dalam kebesaran hati

 

Bekasi, 17 September 2020

Selasa, 15 September 2020

Review MakananTradisional dari Jawa Barat "COMBRO''

           
COMBRO

 


 

 

        Cemilan khas Jawa Barat dari Tanah Pasundan atau Parahiyangan ini rasa aslinya gurih cenderung pedas, paling enak dinikmati selagi hangat bersama secangkir teh atau kopi. Combro makanan segala waktu artinya bisa disantap kapan aja, pagi sebelum beraktifitas,  selingan atau jam'' coffe break '' ataupun kudapan sore hari.

        Berbahan dasar singkong  dan oncom, keduanya sepakat berkolaborasi menciptakan nama sesuai keberadaan keduanya. Singkong menempati area luar sebagai benteng pertahanan yang melindungi penghuni didalam yaitu oncom. Kata ''dalam'' itu sendiri artinya jero dalam bahasa sunda, sedangkan oncom tidak ada perbedaan bahasa. Jadi nama ''COMRO''itusingkatan dari ''Oncon di Jero'', memang harus diakui orang sunda pandai dalam  urusan sinkat menyingkat makanan, contoh ''MISRO'' artinya ''Amis di Jero''atau ''CILOK'' , artinya ''Aci di Colok''.

        Ada dua jenis comro yang bisa ditemui di tatar Pasundan yaitu Comro Basah dan Comro kering. Nah Combro kering ini bisa juga disebut ''COMRING'' alias Combro Garing''. Combring ini menghasikan turunan produk dalam rasa ada combring rasa daun jeruk, rasa daun bawang dan rasa kencur, bahkan tidak menutup kemungkinan lahir rasa baru semisal combring rasa kelor, karena daun kelor mengandung sejuta manfaat.

        Combro bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah Jawa Barat sebagai tempat produksinya kecuali Bekasi, Cirebon dan Depok. industri rumahan pun sudah banyak yang menjadi supplier combro pada toko-toko atau usat oleh-oleh khas Parahyangan. Belum afdol kalau wisata atau berkunjung ke Tatar Sunda tidak menikmati kudapan yang namanya Comro.  Sensasi pedas yang ditimbukan dari campuran oncom dan cabe plus bumbu lainnya, dijamin bisa melupakan sejenak kepenatan kita. Apalagi dihidangkan bersama secangkir teh tubruk asli olahan petani setempat hmmm, semakin tidak mau beranjak.


 

 

          Recomended banget nih untuk cemilan satu ini,anda wajib mencoba atau bisa buat sendiri dirumah,karea bahan dan cara pembuatannya pun tidak susah. Sambil saya melanjutkan PR dari Kak Irai, ijinkan saya mencicipi comro yang sudah terhidang sejak tadi.     

       

 

      

Minggu, 13 September 2020

Review buku "Belajar Bertani Kecipir''

         Tanaman ini sebenernya sudah saya kenal sejak kecil bahkan banyak sekali dijumpai merambat pada pagar depan halaman rumah tetangga. Ibu sering menjadikan kecipir ini sebagai olahan sayur menu makan keluarga, terkadang juga dimakan mentah dijadikan lalapan pasangan sambel terasi.

        Lalu mengapa saya memilih buku ini untuk diulas? Karena beberapa bulan belakangan ini saya punya kesenangan baru yaitu belajar menanam, ada beberapa tanaman yang sudah saya tanam diantaranya ;Pare, Bawang Merah, , Bawang Daun, Cabe, Tomat bahkan Bengkoang.                                                       Saya sangat tertarik dengan buku ini karena didalamnya mengulas semua hal yang berkaitan dengan tanaman Kecipir. Jadi tidak sekedar tahu kalau kecipiritu enak dimakan.

        Mari kita mulai ;

Sampul berwarna kuning kontras dengan tulisan merah langsung membuat mata berbinar, apa karena saya penyuka warna-warna tadi, Paling atas ada tulisan ''H MUCHTAR'', jelas ini nama pengarangnya .             kemudian dibawahnya '' BELAJAR BERTANI KECIPIR'', Judul yang mengundang rasa penasaran. Turun ke pojok kanan bawah ada tulisan penerbit ''RINEKA CIPTA''

        Berikutnya '' Daftar Isi'' 

Lengkap mengulas detail kebermanfaatan serta tahapan-tahapan pertumbuhan kecipir. Dan yang paling menarik adalah pohon Kecipir bisa tumbuh dalam pot atau polibag cocok buat urban parming yang mulai belajar menanam dan tidak mimiliki lahan luas.

        Demikian yang bisa saya sampaikan, sepertinya saya harussegera mencari bibitnya dan segera bergerak, mengingat kandungan-kandungan dan kebermanfaatannnya badi manusia untuk dikonsumsi

Selamat siang

 

.

Jumat, 11 September 2020

Mengumpulkan Serpihan

        Seperti biasa, jalan setapak ini selalu saya lalui untuk sampai di jalan raya tempat menunggu angkutan umum, tidak banyak pemandangan yang bisa saya saksikan selain tanah merah,ranting dan onggokan sampah yang tiba tiba muncul,entah dari mana dan siapa yang memulainya.Di ujung jalan saling berhadapan dua bangunan sekolah yang sudah lama sepi karena proses belajar dialihkan ke rumah masing - masing alias daring. Dulu jauh sebelum pandemi melanda Indonesia dan dunia, kedua bangunan Sekolah Dasar ini ramai, bahkan suara anak -anak sering terdengar hingga keluar area sekolah,terutama disaat jam pelajaran "membaca". Jangankan membaca yang memang harus mengeluarkan suara, menulispun bisa menimbulkan kegaduhanan padahal yang diandalkan olah keterampilan tangan.

       Waktu duduk di Sekolah Dasar (SD), menulis termasuk pelajaran yang menyenangkan buat saya,mengarang salah satunya.Ternyata menulis ini adalah keterampilan motorik setelah  belajar berbicara.menulis terus dilakukan seiring jenjang pendidikkanataupun diluar itu,bahkan disaat sudah menjadi ibu pun menulis adalah hal yang biasa dilakukan, walaupun sekedar menulis daftar belanjaan tagihan rutin. Dan kalau dicermati, ternyata saya bisa juga menulis terbukti dengan banyaknya diary yang menampung curhatan-curhatan, termasuk kebiasaan yang sering dilakukan saat jomlo alias tidak punya pacar. Paktanya bisa itu karena biasa, walaupun menulis baru ala kadarnya belum bertema atau terikat aturan-aturan kepenulisan.

        Sedikit norak mungkin kalau saya punya pikiran menulis  ada kesamaannya dengan kebiasaan kita memperlakukan sampah. Untuk bisa menulis harus punya rasa disiplin alias pembiasaan diri, begitu .juga dengan kebiasaan disiplin dalam memilih dan memilah sampah. Saya jadi punya ide bagaimana kalau keduanya ini saya gabungkan dalam satu kalimat menjadi judul sebuah buku?                                "Kebiasaan Menulis Menghantarkan Saya Membukukan Kebiasaan Memilah Sampah"                            Saya berdoa ini bukan sekedar halusinasi, tapi saya akan bisa mewujudkannya, meskipun saya sadar betul bahwa saya belum memiliki ilmu menulis yang baik, saya siap belajar dan belajar walaupun usia saya tidak muda lagi. salah satu upaya  saya adalah dengan mengikuti kelas belajar menulis.

Kamis, 10 September 2020

Sampah & Menulis

Belajar menulis adalah kegiatan awal setelah belajar bicara, anak anak melalui tahapan bicara, menulis lalu membaca, atau dibalik susunannya menjadi bicara, membaca baru kemudian menulis.Menulis terus dilakukan seiring jenjang pendidikan atauoun diluar itu, bahkam disaat sudah menjadi ibu pun menulis adalah hal yang biasa dilakukan, walaupun sekedar menulis daftar belanjaan atau daftar tagihan rutin. Kalau dicermati ternyata saya bisa juga menulis, buktinya sudah banyak diary yang saya isi curhatan - curhatan termasuk kebiasaan yang dilakukan saat jomlo alias sedang tidak punya pacar.Paktanya saya bisa menulis karena sudah biasa menulis, walaupun menulis baru sekedarnya belum ada "Tema yang dihususkan". Menulis ada kesemaannya juga dengan perlakuan terhadap sampah,Orang yang sudah biasa disiplin dalam penanganan sampah akan terbiasa dalam memilih dan memilah, pada akhirnya akan bisa menangani sampah dngan baik.Pada ahirnya saya yakin, dengan terbiasa menulis saya pasti bisa menulis dengan baik.Selamat siang semua.

Selasa, 08 September 2020

Sentuhan Jemari Percantik Sampah

      Mode atau trend berpakaian terus berubah, membuat produsen pakaian juga berlomba menciptakan desain terbaru agar tidak ketinggalan. pola updating ini menyebabkan banyak sisa produksi berupa perca au gombalan atatau dalam bahasa sunda disebut lalamakan,lucu ya namanya? Seperti gabungan nama orang dan kegiatan, ah tapi bukan itu maksud ataupun 0brolan saya malm ini. Beberapa pengrajin atau crafter banyak yang memanfaatkan perca ini menjadi macam - macam kerajinan diantaranya ; 

 - Keset preca

 -Selimut 

 - taplak 

- celemek

 - tutup galon

 - sarung magic com

 - alas makan dan lain-lain.

       Dan saya pada kesempatan ini akan mengajak pembaca memanfaatkan perca tanpa melihat ukuran, itu artinya sekecil apapun masih bisa dimanfaatkan, lho ko bisa...dibuat apa?

      Jawabannya adalah dibuat "KIME KOMI", Apa itu KIME KOMI? Insyaallah akan saya bahas dalam tulisan saya berikutnya, penasaran kan...kan..kan ? Malam ini saya akan bercerita tentang KIME KOMI yang dibuat hari kemaren bersama kedua teman saya'sama -sama penggiat lingkungan dan berkecimpung di Bank Sampah.  

.    Pertama kalinya bertemu dimasa pandemi, padahal dulu sebelum pandemi kami sering melakukan kegiatan bersama. Entahlah tiba-iba temen yang tinggalnya di jakarta selatan mengabarkan akan kehadirannya di Bengkel Akal_abi, dalam nada penuh semangat mengutarakan maksudnya , untuk belajar kime komi. Tentu saya menyambut gembira niat baik itu, selain mengobati kerinduan juga menambah koleksi kreasi dimasa pandemi.yess....ahirnya kami bertiga bertemu dan membuat karya sambil tetep memperhatikan protokoler kesehatan,memakai maskerjuga melakukan cuci tangan sebelum masuk bengkel. Kime komi hasi hari ini lumayan lah bisa menghibur, apalagi buat kedua temen saya yang benar benar baru membuat, dan ini adalah kime komi pertamanya.

       Tentu saya pun merasa senang dan bahagia menyaksiksn binar kebahagiaaan dimata mereka, hasinya silahkan dibawa pulang, tapi photo dulu yaaa...buat dokumentasi ( padahal biasa emak emak kurang afdol kalau belum photo) .

       Inilah hasil karya pemanfaatan perca dalam wujud kime komi, Berhubung hari sudah menjelang pagi, saya pamit dulu, sampai jumpa dalam tulisan berikutnya dengan judul kime komi. terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.

Aku Dan Komunitas

 Bermain Sampah      Banyak hal yang membuat saya memilih untuk bergabung disini, bergerak bersama komunitas sesama pencinta sampah. Mungkin...